Indonesia Telah Kibarkan Bendera Putih

Surabaya (beritajatim.com) - Indonesia nampaknya sulit merealisasi target juara Asean Schools Games (ASG) IV 2012. Sebab baru tiga hari event ini berlangsung, kontingen Indonesia sudah mengibarkan bendera putih.
Berdasarkan data yang didapat, hingga sore tadi, Indonesia masih berada di peringkat keempat klasemen perolehan medali dengan
torehan, 15 emas, 15 perak dan 13 perunggu. Tambahan emas berasal dari cabang olahraga pencat silat dengan tiga emas.

Serta dua emas dari cabang olahraga atletik dan satu emas dari cabang olahraga bulitangkis. "Khusus untuk pencak silat, hari ini baru nomor seninya saja. Sedangkan besok pagi masih ada tujuh emas yang diperebutkan," ucap Komandan Kontingen Indonesia,
Tunas Dwiddarto.

Menurut Tunas, target awal dari kontingen Indonesia adalah menjadi runner up. Namun melihat hasil hari ini, rasanya sukar untuk merealisasikan target itu. "Mungkin posisi di tiga. Sebab Tanggal 4 Juli seluruh cabor sudah selesai semua," imbuh Wakil Ketua Dewan Pelaksana Satlak Prima ini.

Berdasarkan perhitungannya, untuk menjadi juara umum, dibutuhkan paling tidak 36 emas. Sedangkan runner up 30 emas. "Tapi ternyata kita melorot," urainya. Salah satu contoh adalah tenis lapangan. Dipenyelenggaraan sebelumnya, Indonesia mampu menyabet enam dari tujuh emas yang diperebutkan. "Sementara sejauh ini kita baru dapat dua perak," tutur Tunas.

Ia menilai, secara keseluruhan, negara lain menyiapkan diri dengan baik. Seperti Malaysia yang memiliki fasilitas atletik mengagumkan di komplek olahraga Bukit Jalil. Tersendat prestasi Indonesia dalam perebutan gelar juara disebut bukan karena faktor teknis belaka. Namun faktor non teknis juga, seperti pendanaan.

"Kendala kita masalah pendanaan. Kalau membina atlet sedangkan anggaran prosesurnya panjang, itu kendala. Karena atlet juga butuh gizi, sarana pra sarana yang bagus," ungkapnya.

"ASG beda dengan SEA games. Waktu SEA Games, anggaran bukan hanya pemerintah, tapi ada BUMN juga. Untuk ASG tahun ini, dukungan anggaran dari pemerintah memang ada, cuma proses pencairannya membutuhkan waktu," pungkasnya. Sedang untuk persiapan teknis, Indonesia hanya memakan waktu dua pekan saja. [sya/but]